Daerah Sulawesi Utara melahirkan deretan pahlawan nasional yang namanya harum hingga kini dan sangat dikenal di seluruh Indonesia. Gerungan Saul Samuel Yacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan Sam Ratulangi adalah Pahlawan Nasional asal Minahasa yang sangat dikenal dengan filsafatnya, “Si Tou Timou Tumou Tou” yang artinya “manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia”. Sam Ratulangi sangat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Robert Wolter Monginsidi. Seorang pejuang kemerdekaan kelahiran Malalayang, Manado, yang menunjukkan semangat nasionalisme sangat tinggi. Berjuang melawan penjajahan hingga tewas di Makassar, Sulawesi Selatan.
Alexander Andries Maramis. Lulusan hukum di Belanda tahun 1924, seorang anggota KNIP, anggota BPUPKI, dan Menteri Keuangan pertama Republik Indonesia. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini adalah orang pertama yang menandatangani Oeang Republik Indonesia (ORI) pada tahun 1945.
Arie Frederik Lasut, perintis kemerdekaan Indonesia. Seorang pahlawan nasional asal Minahasa yang ahli di bidang pertambangan dan geologis. Terlibat perang kemerdekaan Indonesia dan berjasa dalam pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis di awal terbentuknya Republik Indonesia.
Daan Mogot. Pahlawan Nasional kelahiran Manado ini adalah pendiri dan direktur pertama Akademi Militer Tangerang. Dia sosok yang luar biasa karena menjabat Direktur Akmil Tangerang saat baru berusia 17 tahun. Terlibat bertempur melawan penjajah Jepang dan menjadi pelatih anggota PETA di Bali dan Jakarta.
Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean. Pahlawan Revolusi sekaligus Pahlawan Nasional yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September. Diculik kemudian dibunuh di Lubang Buaya.
Maria Josephine Catherine Maramis, Pahlawan Pergerakan Nasional karena usahanya untuk mengembangkan perempuan Indonesia pada permulaan abad ke-20. Dia juga memperjuangkan agar perempuan memiliki hak pilih untuk memilih para wakil rakyat.
Johanna Masdani. Tokoh Perempuan Perintis Pergerakan Kebangsaan Indonesia dan Dosen Luar Biasa Universitas Indonesia. Termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928, turut mengikrarkan Sumpah Pemuda di Jl Kramat Raya No.106 Jakarta Pusat.
Robert Wolter Monginsidi. Seorang pejuang kemerdekaan kelahiran Malalayang, Manado, yang menunjukkan semangat nasionalisme sangat tinggi. Berjuang melawan penjajahan hingga tewas di Makassar, Sulawesi Selatan.
Alexander Andries Maramis. Lulusan hukum di Belanda tahun 1924, seorang anggota KNIP, anggota BPUPKI, dan Menteri Keuangan pertama Republik Indonesia. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini adalah orang pertama yang menandatangani Oeang Republik Indonesia (ORI) pada tahun 1945.
Arie Frederik Lasut, perintis kemerdekaan Indonesia. Seorang pahlawan nasional asal Minahasa yang ahli di bidang pertambangan dan geologis. Terlibat perang kemerdekaan Indonesia dan berjasa dalam pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis di awal terbentuknya Republik Indonesia.
Daan Mogot. Pahlawan Nasional kelahiran Manado ini adalah pendiri dan direktur pertama Akademi Militer Tangerang. Dia sosok yang luar biasa karena menjabat Direktur Akmil Tangerang saat baru berusia 17 tahun. Terlibat bertempur melawan penjajah Jepang dan menjadi pelatih anggota PETA di Bali dan Jakarta.
Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean. Pahlawan Revolusi sekaligus Pahlawan Nasional yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September. Diculik kemudian dibunuh di Lubang Buaya.
Maria Josephine Catherine Maramis, Pahlawan Pergerakan Nasional karena usahanya untuk mengembangkan perempuan Indonesia pada permulaan abad ke-20. Dia juga memperjuangkan agar perempuan memiliki hak pilih untuk memilih para wakil rakyat.
Johanna Masdani. Tokoh Perempuan Perintis Pergerakan Kebangsaan Indonesia dan Dosen Luar Biasa Universitas Indonesia. Termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928, turut mengikrarkan Sumpah Pemuda di Jl Kramat Raya No.106 Jakarta Pusat.
Namun kita akan membahas tentang Nona-Nona Manado yang dikutip langsung dari sang penulis Armstrong Sompotan untuk memperingati tanggal 21 April Hari Kartini, R.A. Kartini lahir 21 April 1879 hampir berbarengan dengan dibagunnya Sekolah Khusus Perempuan Meisjesschool di Tomohon Sulawesi Utara atau lebih dikenal Sekolah Nona Manado pada tahun 1881.
Nona-nona Manado telah lama bebas bersekolah. Hal ini disebabkan karena Peran perempuan yang kuat di Manado / Minahasa sehingga pada masa itu Minahasa menganut sistem matriarkal. Hal ini karena leluhur orang Manado adalah seorang perempuan bernama "Lumimuut" serta pemimpin spiritual yang juga perempuan yaitu "Karema".
Nona-nona Manado telah lama bebas bersekolah. Hal ini disebabkan karena Peran perempuan yang kuat di Manado / Minahasa sehingga pada masa itu Minahasa menganut sistem matriarkal. Hal ini karena leluhur orang Manado adalah seorang perempuan bernama "Lumimuut" serta pemimpin spiritual yang juga perempuan yaitu "Karema".
Sikap hidup orang Manado sejak dulu egaliter dan demokratis tidak membedakan pria dan wanita. Karena berposisi sederajat dengan pria, maka Nona Manado juga terbiasa melakukan pekerjaan berat sehingga berakibat pada kekokohan tubuhnya. Kesan atas kesegaran dan kekuatan mental tecermin pada raut mukanya. Banyak dari mereka mempunyai bentuk badan bagus. Berjalan dan melangkah ringan, warna kulit muka terang dengan mata terbuka, bebas bertanya serta rambut tebal merupakan ciri khas.
Nona Manado dilukiskan Nicholas Grafland, dalam bukunya berjudul Nederlandsche Zendeling Genootschap; sebagai perempuan lincah dan ramah. Orang Belanda menyebut style (sikap) perempuan Manado.
Nona Manado telah lama Sarjana saat kaum perempuan lainnya di Tanah Air berkeinginan Sekolah berjuang melepas kungkungan tradisi. Sejumlah Nona Manado tersebut adalah :
- Wilhelmina Warokka (Mien) seorang guru wanita pertama di Meisjesschool Tomohon.
- Ny. Maria Y. Walanda-Maramis seorang pemerhati status sosial kaum wanita Minahasa.
- Wulankajes Rachel Wilhelmina Ratulangi (kakak Dr. Sam Ratulangi dan istri Mayoor A.H.D. Supit) wanita Indonesia pertama yang merebut ijasah K.E. (Kleinambtenaar) tahun 1898.
- Wulan Ratulangi (kakak kedua Dr. Sam Ratulangi) wanita Indonesia pertama yang berhasil memperoleh ijasah Hulpacte tahun 1912.
- Nona Marie Doodoh orang Indonesia pertama yang lulus Europeesche Hoofdacte.
- Stientje Ticoalu-Adam, pembicara dalam Kongres Pemuda Indonesia tahun 1926 dan 1928.
- Johana Masdani-Tumbuan pembaca teks Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda tahun 1928.
- Ny. S.K. Pandean singa betina dari Minahasa.
- Dr. Marie Thomas dokter wanita pertama Indonesia lulusan STOVIA tahun 1922.
- Dr. Anna Warouw dokter wanita kedua Indonesia lulusan STOVIA tahun 1924.
- Dr. Dee M.A. Weydemuller dokter wanita ketiga Indonesia lulusan NIAS Surabaya 1924.
- Prof. Dr. Annie Abbas-Manoppo sarjana hukum wanita pertama Indonesia lulusan HKS Batavia tahun 1934 juga guru besar wanita pertama Indonesia.
- Ny. A. M. Tine Waworoentoe (anak A.L. Waworuntu) walikota wanita pertama Indonesia tahun 1950.
- Antonetee Waroh anggota parelemen wanita pertama di Indonesia Timur.
- Dr. Agustina atau Zus Ratulangi (anak Dr. Sam Ratulangi) anggota parlemen wanita & termuda di Indonesia.