Ada yang masih bingung tentang Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila? padahal keduanya memperingati Pancasila sebagai pedoman dari negera kita NKRI.
Nah, pada tanggal 1 Juni nanti kita akan memperingati Hari Lahirnya Pancasila, sebenarnya mulai dari tahun 2017 tangga 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional sesuai Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 karena berdasarkan sejarah bahwa tanggal 1 Juni Soekarno (Presiden Pertama Indonesia) pertama kali membacakan judul pidatonya dalam Sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa jepang; dalam bahasa indonesia artinya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan atau biasa kita kenal dengan singkatan BPUPK) yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 1945 sebagai cikal bakal pegangan NKRI yaitu Pancasila.
Pidato Soekarno tanpa judul inilah yang merupakan rumusan awal dan konsep dasar Negara Indonesia Merdeka (kemudian setelah merdeka menjadi Negera Kesatuan Republik Indonesia) yang oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat selaku Mantan Ketua BPUPK Pertama disebut "Lahirnya Pancasila" lalu dibukukan oleh BPUPK dan kata pegantar dalam buku itu adalah pidato tanpa judul Soekarno.
Inilah pidato singkat tanpa judul oleh Soekarno dalam Sidang BPUPK Pertama pada tanggal 1 Juni 1945
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan berjumlah lima bilangan. Tetapi namanya bukan Panca Dharma, saya namakan ini dengan saran dari teman kita ahli bahasa – namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah Negara Indonesia didirikan untuk kekal dan abadi”
Dan meskipun memperingati makna dan tujuan yang sama yaitu pancasila, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 153/1967 pada tanggal 27 September 1967, Jenderal Soeharto (Presiden Kedua Indonesia) tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang dilatar belakangi oleh peristiwa tragedi penculikan dan pembunuhan para petinggi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia; kemudian berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia) yang difitnah oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengkudeta Presiden Soekarno.
Gerakan ini disebut Gerakan 30 September atau G 30S. Seharusnya 30 September tapi 1 Oktober! Kenapa?
Singkatnya, gerakan ini direncanakan akan beraksi pada tengah malam tanggal 30 September 1965 menculik para petinggi-petinggi Perwira ABRI, dibawah ke Kamp Pelatihan di Lubang Buaya kemudian tanggal 1 Oktober 1965 subuh dini hari mereka di siksa lalu di bunuh dan mayatnya di sembunyikan dalam sumur tua di Kamp Pelatihan tersebut. Beberapa hari kemudian dilakukan mencarian oleh Mayjen Soeharto. Itulah kenapa Hari Kesaktian Pancasila di peringati pada tanggal 1 Oktober bukan 30 September. Karena mereka yang mempertahankan keutuhan pancasila yang di serang oleh norma-norma komunisme Partai Komunis Indonesia.
Para Pejabat Tinggi ABRI (6 Jenderal dan 1 Perwira Muda) yang menjadi korban G 30S :
- Letnan Jenderal Ahmad Yani
(Menteri / Panglima Angkatan Darat / Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
- Mayor Jenderal TNI Raden Suprapto
(Deputi II Menteri / Panglima Angkatan Darat Bidang Administrasi)
- Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
(Deputi III Menteri / Panglima Angkatan Darat Bidang Intelijen)
- Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
(Asisten IV Menteri / Panglima Angkatan Darat Bidang Logistik)
- Mayor Jenderal TNI Siswondo Parman
(Asisten I Menteri / Panglima Angkatan Darat Bidang Intelijen)
- Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
(Inspektur Kehakiman / Oditur Jenderal Angkatan Darat)
- Letnan Satu Czi. Pierre Andries Tendean (Ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution)
(Ketika Jenderal Abdul Haris Nasution dibantu keluarganya melakiran diri dari penculikan, dia mengorbankan nyawa nya menggantikan Jenderal Abdul Haris Nasution karena menolak memberitahukan dimana Jenderal Abdul Haris Nasution melarikan diri. Setelah ditemukan meniggal di sumur tua di Lubang Buaya pangkatnya dinaikan menjadi Kapten)
- Jenderal Besar Abdul Haris Nasution (Kepala Staf Angkatan Darat)
(Masuk dalam 7 Jenderal daftar penculikan G 30S, namun lolos karena di bantu lolos oleh keluarganya (anaknya Ade Irma Suryani Nasution yang berusia 5 tahun meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit akibat tertembak saat penculikan. Jenderal Abdul Haris Nasution meninggal pada tahun 2000, 2 tahun setelah Presiden Kedua Indonesia Jenderal Besar Soeharto mundur dari jabatanya)
(Masuk dalam 7 Jenderal daftar penculikan G 30S, namun lolos karena di bantu lolos oleh keluarganya (anaknya Ade Irma Suryani Nasution yang berusia 5 tahun meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit akibat tertembak saat penculikan. Jenderal Abdul Haris Nasution meninggal pada tahun 2000, 2 tahun setelah Presiden Kedua Indonesia Jenderal Besar Soeharto mundur dari jabatanya)
Dan memperingati peristiwa itu pemerintah kala itu menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Kesaktian Pancasila namun tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional tapi hanya sebagai hari peringatan saja, lalu membuat Monumen Pancasila dan memberikan gelar Pahlawan Revolusi serta memasang bendera merah putih setengah tiang untuk penghormatan kepada mereka yang gugur mempertahankan Ideologi Pancasila dari masuknya doktrin-doktrin Komunisme.
Nah, itulah uraian singkat tentang kesamaan dan perbedaan peringatan Pancasila dari Hari Lahir Pancasila 1 Juni dan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.